Tabloidbnn.Info | Bireuen – Kepala Desa Pintoe Rimba Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen Zulkifli, Mengatakan ambruknya jembatan di desanya merupakan faktor usia jembatan yang dibangun sejak tahun 80 an. Namun, pihaknya mengaku mulai tahun 2020 Pemerintah Desa aktif mengirimkan surat pengajuan perbaikan kepada Dinas terkait lantaran jembatan sudah mulai rusak.
“Kami sudah mengajukan perbaikan jembatan sudah beberpa kali, tapi sampai saat ini belum ada tanda – tanda perbaikan sampai jembatan tersebut tidak bisa di lewati lagi dan sampai hari ini belum ada respon. Sempat ada survei dari Dinas tapi ya hanya sekedar survei. Untuk bisa di lewati masyarakat jembatan darurat selesai kami bangun bermateril batang kelapa dengan anggaran swadaya dari warga dan bisa dilalui roda empat,” Kata Zulkifli.
Karena kondisi jembatan Desa Pintoe Rimba Peudada yang semakin memburuk, awalnya mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Kabupaten Bireuen, setelah di tinjau lokasi tersebut sampai saat ini juga belum ada tindak lanjut.
Hal yang sama di sampaikan Mukim Blang Birah Kecamatan Peudada Kebupaten Bireuen, M. Yusuf,yang juga warga Pintoe Rimba, Mengungkapkan keprihatinannya pada kenerja Pemerintah Daerah terhadap kondisi jembatan darurat Swadaya masyarakat yang dibiarkan selama delapan tahun tanpa tindakan yang nyata.
Dia menambahkan, Jembatan ini kebutuhan masyarakat mengangkut hasil pertanian pasca jembatan ambruk menjadi hal yang penting bagi warga Desa. Maksud hati mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten belum juga ada tanda – tanda perbaikan.Tambanya.
“Masyarakat penguna Jalan Pintoe Rimba,Alue Kuta dari berbagai Desa terus menunggu perbaikan, kapan terlaksana pembangunan jembatan permanen. Sudah puluhan kali dilakukan survei oleh Dinas terkait Pemerintah Kabupaten, saat ini tiga orang camat Peudada Kebupaten Bireuen telah berganti ada perbaikan jembatan tersebut,” Ujarnya dengan nada kecewa.
Lanjutnya,Dengan curah hujan yang tinggi akhir bulan ini, Jembatan darurat semakin semakin parah, sebuah truk pengangkut pasir milik warga terperosok dalam jembatan. Urainya kepada Awak media, Rabu 2/10/2024
Di ketahui, Insiden serupa juga pernah terjadi menimpa Azhari, mantan Keuchik Pintoe Rimba Peudada, di tahun 2022 Ia mengalami kecelakaan bersama keluarganya, yang terjatuh ke dalam selokan jembatan tersebut, sehingga harus menjalani perawatan di rumah sakit selama seminggu.
Bahkan, saat musim hujan 2023, mobil pengangkut sawit terpaksa membangun jalan alternatif secara swadaya untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.
“Terutama saat warga pulang malam hari dari kebun. Jika tidak ada pelintas, lalu siapa yang akan membantu jika terjadi musibah?” tanyanya Keuchiek Pintoe Rimba.
Hazrialsyah S.T., Teknik Jalan dan Jembatan Ahli Muda Dinas PUPR Bireuen, menjelaskan bahwa saat ini tidak ada anggaran.
“Selama ini, tidak ada tim yang melakukan survei karena lokasi tersebut berada di bawah kewenangan Desa. Pembangunan bisa dibiayai melalui Dana Desa (DD) atau anggaran pokir Dewan,” Katanya pada Keuchiek Pintoe Rimba.
Selain itu, Afwadi BA, Kepala Pelaksana BPBD Bireuen, Juga menjelaskan bahwa anggaran terbatas membuat mereka hanya bisa melakukan peninjauan. Ia menyarankan agar Keuchik Keuchiek Pintoe Rimba Peudada mengkoordinasi dan melakukan pertemuan dengan para pemilik kebun untuk mengumpulkan biaya pembangunan jembatan secara patungan.
“Kalau bisa, untuk sementara dilakukan pemasangan box culvert delapan unit, yang menghabiskan biaya 2 juta per unitnya, dengan cara digandeng supaya tahan saat dilintasi kendaraan bermuatan berat,” ungkapnya.
Sementara itu, Bob Mizwar, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bireuen, merekomendasikan agar media menghubungi PUPR untuk penjelasan lebih lanjut mengenai kendala pembangunannya.
“Ingat, Intansi Pemerintah Daerah hanya bisa menampung usulan berdasarkan Musrenbang Kecamatan,” Jelasnya.
Di sisi lain, Suriya Yunus, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Bireuen, menyarankan kepada Keuchik Pintoe Rimba untuk langsung menyurati Penjabat Bupati Bireuen melalui Camat Peudada mengenai kondisi di lapangan saat ini.Katanya
Saat di jumpai, Camat Peudada, Erry Seprinaldi, Menyatakan siap menindaklanjutinya laporan dan hal ini telah berkoordinasi dengan Keuchik Pintoe Rimba untuk segera menyiapkan surat tersebut.Ujarnya
Keuchiek Pintoe Rimba Zulkifli, berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bireuen segera menangani masalah ini agar tidak ada lagi korban jiwa bertambah.Katanya
Dengan harapan pembangunan jembatan permanen segera terlaksana, masyarakat Pintoe Rimba terus menanti perhatian Pemerintah Kabupaten Bireuen demi keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang melintasi Jalan tersebut.(mz).