Dua Warga Aceh Dan WNI Lain Ditembak di Malaysia Tanpa Perlawanan

  • Bagikan

Tabloidbnn.info | Jakarta – Dua warga Aceh ikut menjadi korban dalam insiden penembakan oleh Agensi Penguatan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor Wilayah Malaysia.

Keduanya yakni Andry Ramadhana (30) warga asal Gampong Keude Pante Raja, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Provinsi Aceh yang mengalami luka tembak di lengan. Kemudian Muhammad Hanafiah (40) warga Gampong Alue Bugeng Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur yang tertembak di bagian paha.

Sementara Muhammad Hanafiah bersama 3 Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya yang mengalami luka saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit di Malaysia. Sedangkan 1 WNI bernama Basri Warga Rokan Hulu Riau yang berperan sebagai Awak Buah Kapal (ABK) meninggal dunia akibat dari insiden penembakan membabi buta tersebut.

Andry Ramadhana yang ikut tertembak itu masih menjalani pengobatan secara terpisah atas lukanya di sebuah klinik di Malaysia.

Berdasarkan keterangan H. Sudirman Haji Uma, S.Sos Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Dapil Aceh, insiden penembakan tersebut terjadi saat para Pekerja Migran Indonesia (PMI) unprocedural yang berjumlah 26 orang, termasuk 2 warga Aceh hendak keluar dari Malaysia secara ilegal menggunakan boat.

Naas boat yang ditumpangi oleh 26 WNI tersebut terdeteksi oleh petugas maritim Malaysia, yang kemudian di saling kejar- mengejar dan dalam kejaran tersebut disalib oleh dengan kapal patroli APMM. Hingga selanjutnya petugas maritim Malaysia itu melepas tembakan secara membabi buta ke arah boat WNI yang berjarak sekitar 20 meter ditengah malam gelap itu.

Menurut pernyataan Kepolisian Malaysia, bahwa penembakan terjadi karena adanya perlawanan oleh WNI. Namun hal ini telah dibantah oleh saksi korban yang selamat tragedy tersebut sebagaimana yang telah disampaikannya kepada Haji Uma Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Aceh tersebut.

“Saya telah konfirmasi ke korban berulang kali dan pengakuannya saat tragedy tidak ada perlawanan sama sekali. Menurutnya, mustahil mereka bisa melawan dengan apa, sementara mareka semua warga sipil dan tanpa alat”, Ujar kembali Haji Uma, pada Minggu (26/1/2025).

Usai penembakan tambahnya anggota DPD RI itu, bahwa boat yang ditumpangi para WNI tersebut berhasil melarikan diri dan selanjutnya merapat dikawasan hutan bakau daerah Banting yang masih dalam kawasan Selangor Malaysia, Setelah itu para korban kemudian dibawa ke rumah sakit Serdang Selangor Malaysia oleh Tekong boat.

Terkait kasus ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya diplomatik agar kasus ini dilakukan pengusutan oleh Pemerintah Malaysia. Ungkapnya

Untuk itu, Haji Uma menyebut jika dirinya telah berkomunikasi dengan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia/Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri, Yudha Nugraha dan mendapat informasi jika kasus ini akan diupayakan penyelesaiannya secara hukum melalui pendekatan diplomatik. Urainya

“Saya telah berkomunikasi dengan Pak Judha Nugraha Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu dan kasus ini akan didorong melalui upaya diplomatik agar diusut tuntas oleh otoritas pemerintah Malaysia dan diselesaikan secara hukum yang berlaku”, Tutupnya Haji Uma. (Red).

Penulis: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *