Percepat Penurunan Stunting, Pemerintah Kecamatan kuala gelar Rembug Stunting

  • Bagikan

Tabloidbnn.info- Pemerintah Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen kegiatan rembuk stunting tahap I tahun 2025, di Aula Kantor Camat Setempat pada Selasa (11/02) Jumat, di aula kantor camat setempat.

Pencegahan dan penekanan kasus stunting saat ini memang menjadi fokus Pemerintah dari pusat hingga sampai ke Daerah-daerah serta sampai ke desa-desa yang tujuannya untuk mempersiapkan anak-anak sebagai generasi sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia dan Generasi Indonesia Emas 2045. Tingkat Kecamatan dengan tema “Melalui Konvergensi pencegahan Stunting kita wujudkan Sumberdaya manusia yang unggul”

Pertemuan Rembuk Stunting Kecamatan kuala dihadiri oleh Asistan III Setdakab Bireuen Azhari S.Sos, sekdis DPMG-PKB Bireuen Irmawati SP.M.Lingk, perwakilan Bappeda dan Dinkes Bireuen, Muspika Setempat Camat Kuala Erizal.S.TP, MM Kapospolsektor Aiptu Yusri, Danposrmil, Serma Mispul Duraini Kepala Puskesmas Kuala Asmaul Husna, para kader kesehatan desa, KUA Setempat, Para Keuchik se Kecamatan Kuala dan Pedamping Desa.

Camat Kuala Erizal.S.TP sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Kuala membuka musyawarah rembuk dan mengajak kepada peserta untuk sama-sama terlibat dalam penanganan stunting harus diupayakan terintegrasi dari kecamatan sesuai dengan tugas dan fungsi kewenangan masing-masing.

“Saya berharap kepada semua para keuchik terutama di Desa Kuala Lokus Stunting untuk memperhatikan terhadap upaya dalam penanganan dan pencegahan, perhatikan Gizi dan juga kesejatan lingkungan dan pastikan Jamban sehat” Harapnya Camat.

Selain itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Kuala Dr. Asmaul husna juga menyebutkan penanganan penurunan Stunting Harus dilakukan secara baik dan integratif antara institusi kesehatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Keluarga Berencana (KB) penanggung jawab pelayanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dan masyarakat.

Tambannya, Stunting merupakan ancaman bagi generasi mendatang yang dapat terjadi akibat kekurangan gizi. Oleh karena itu, pencegahan stunting harus dimulai dengan memperhatikan kesehatan anak perempuan sejak usia dini sebelum mereka memasuki masa kehamilan yang terus harus dipantau.

Kemudian untuk balita pastikan PMT penyuluhan PMT Pemulihan dapat sama-sama kita tingkatkan kerjasama Puskesmas dan kader desa serta harap kapus “Pastikan Asi eklusif Ibu hamil dan menjaga kesehatan lingkungan

“Pastikan Cakupan bayi usia 6 bulan dalam mendapatkan ASI eklusif”

Dan juga tentang layanan imunisasi dan asupan gizi lengkap terpenuhi juga kondisi jamban yang layak dan juga pastikan posyandu optimal aktif, “posyandu Balita, lansia dan remaja, posyadu sudah bisa mendeteksi awal terhadap kondisi dan kerentanan semua penyakit, skrining Kesehatan awal di Desa.Ujarnya Dr. Asmaul husna

Di kesempatan yang sama, Asisten III Setdakab Bireuen Azhari S.Sos mengatakan, Dalam percepatan penurunan stunting diikatakan, Pemerintah Desa dan Kecamatan terus fokus dalam upaya Percepatan pencegahan dan mengatasi penurunan angka kasus stunting yang ada saat dan ini juga kewajiban Kabupaten Bireuen, Stunting adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi dan berat badan anak dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

“Mari bersama-sama bekerja dan bekerja sama dalam upaya penurunan stunting terus melakukan pemenuhan 8 aksi konvergensi penurunan stunting dan sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta kewenangan yang melekat pada masing masing kita,” Ajaknya Asisten III Setdakab Bireuen.

Dan juga disebutkan dengan adanya TPPS Kecamatan menjadi wadah dan forum dalam percepatan penurunan stunting yang bertugas mengoordinasikan, menyinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan percepatan penurunan stunting di Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen.Pungkasnya (mz)

Penulis: MuzakkirEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *