Tabloidbnn.info | Bireuen – Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen melaksanakan rapat koordinasi dan intervensi serentak pencegahan stunting tahun 2024.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sektretaris Daerah (Sekda) Bireuen di wakili oleh Asisten 1 Sekdakab Bireuen Mulyadi,SH ,MM bertempat di Aula Hotel Bireuen Jaya. Rabu (18/9/2024).
Dalam sambutannya, Mulyadi mengatakan bahwa rakor hari ini adalah upaya dalam akselerasi pencapaian target penurunan stunting dan bentuk komitmen yang kuat untuk memastikan pendampingan, pendataan, monitoring dan evaluasi, pemerintah telah mencanangkan gerakan intervensi serentak pencegahan stunting.
Dimana dari hasil survey SSGI Prevelesi Balita Stunting mengalami kenaikan dari 22,4% menjadi 32,9%, Wasting 14,5% menjadi 15,9%, Underweight 25,5% menjadi 31,9% berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023.
Dengan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting yang dimulai pada akhir tahun 2024 menandakan keseriusan Pemerintah untuk terus melakukan berbagai upaya pencegahan stunting dan sekaligus menangani stunting.
Dalam laporannya Panitia pelaksana, Sadriah, SKM., MKM menjelaskan Pada triwulan ke II tahun 2024, capaian nasional Konsumsi TTD remaja putri (49,5%) sedangkan capaian Kabupaten Bireuen 27%.
Untuk capaian Nasional Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif (70%), Kabupaten Bireuen 53%.
Sementara capaian Nasional Imunisasi dasar lengkap (75,4%), Kabupaten Bireuen 3%, dan Capaian Nasional Desa bebas dari BABS (buang air besar sembarangan (71,2%), Kabupaten Bireuen 36%.
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang telah dilakukan dan merumuskan strategi perbaikan guna mencapai target Nasional tahun 2025 sebesar 18,8%.
“Sedangkan untuk Provinsi Aceh 25,5% dan target angka stunting di Kabupaten Bireuen untuk tahun 2025 bisa mencapai 23,1%, dan di tahun 2045 menjadi 3,8 %,”. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari, di Aula Hotel Bireuen Jaya. Sebutnya Panitia pelaksana, Sadriah
Selain itu kata Mulyadi, Melalui kegiatan pengukuran dan intervensi serentak ini diharapkan dapat mengoptimalisasi manajemen penanganan stunting secara Nasional, yang didukung tersedianya data stunting yang akurat dan kredibel sehingga intervensi program penanganan stunting semakin terarah dan tepat sasaran.
“Salah satu upaya pencegahan stunting adalah meningkatkan cakupan layanan yang diterima sasaran. Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa menjadi pusat layanan dasar terutama dalam pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan pemeriksaan ibu hamil, mempunyai posisi sangat strategis terutama di perdesaan yang dapat difasilitasi oleh desa melalui sdm desa maupun anggaran desa”, Tambahnya.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak-anak tetapi juga berimplikasi pada perkembangan kognitif dan kesehatan jangka panjang mereka. Pelaksanaan dalam kegiatan ini diharapkan membawa dampak positif dalam penurunan angka stunting di Bireuen. Lanjut Asisten 1.
Maka perlu dukungan, komitmen kontinyu dalam penanganan stunting dan diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan ini membawa dampak positif dalam penurunan angka stunting di Kabupaten Bireuen.
Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting jumlah peserta 100 orang terdiri dari OPD terkait Stunting, Direktur RS.Fauziah, Pj Ketua PKK, Para Camat, Kepala Puskesmas, UPT KB, Organisasi Profesi, Satgas Stunting dan lintas program.
Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting jumlah peserta 100 orang terdiri dari OPD terkait Stunting, Direktur RS.Fauziah, Pj Ketua PKK, Para Camat, Kepala Puskesmas, UPT KB, Organisasi Profesi, Satgas Stunting dan lintas program.