Cegah Bullying, Mahasiswa KKN Melayu Serumpun Kelompok 4 Gelar Sosialisasi dan Edukasi di SDN Rimba Sawang

  • Bagikan

Tabloidbnn.info | Aceh Tamiang – Guna mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari perundungan dan menjadikan anak Indonesia yang cerdas serta sehat secara mental, Mahasiswa KKN Melayu Serumpun Kelompok 4 Menggelar Sosialisasi dan Edukasi Stop Bullying di SD Negeri Rimba Sawang Kecamatan Tenggulun, Aceh Tamiang.

Ketua Kelompok 4 Melayu Serumpun, Ziyad Al Ariq, dikonfirmasi taboidbnn.info Rabu, 21 Agustus 2024 mengatakan bahwa, Mahasiswa KKN Melayu Serumpun Kelompok 4 telah melaksanakan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan perudungan (bullying) bagi para siswa-siswi di SD Negeri Rimba Sawang.

Kegiatan yang bertajuk “DIENTORINFIS DAN STOP BULLYING DI SD NEGERI RIMBA SAWANG” itu berlangsung usai melaksanakan yasinan dan doa bersama di ruang Mushalla SD Negeri Rimba Sawang Kecamatan Tenggulun, pada Jum’at, (16/08/2024) lalu.

Dalam sosialisasi dan edukasi tersebut, mahasiswa memperkenalkan beberapa materi dasar pencerdasan terkait bullying dan Digitalisasi Konten Kreator, Desain Grafis Dasar, mulai dari pengertian jenis – jenis, dampak dan juga perkembangan teknologi saat ini yang ada di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan agar para siswa-siswi sekolah dasar yang berada di rimba sawang mampu memahami dunia digitalisasi yang sudah sangat berkembang pesat di Indonesia, sekaligus mencegah bullying yang masih menjadi kontroversial bagi masyarakat Indonesia, sebut Ziyad.

Sosialisasi dan edukasi tersebut turut dihadiri oleh 50 orang siswa-siswi dan didampingi oleh lima orang tenaga pendidik (guru) dengan menggunakan alat seadanya, para mahasiswa KKN Kelompok 4 Melayu Serumpun mampu menjelaskan serta memberikan edukasi kepada para siswa terkait tema yang yang dimaksud.

Melalui sosialisasi dan edukasi tersebut, Ziyad mengharapkan agar para siswa SD Negeri Rimba Sawang nantinya dapat menerapkan ilmu yang telah didapat dan dapat mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari perundungan, agar nantinya dapat tumbuh menjadi anak Indonesia yang cerdas serta sehat secara mental.

Ia menambahkan, dalam sosialisasi dan edukasi tersebut juga turut diadakan door prize, sesi tanya jawab, membuat jargon – jargon yang unik dan lucu dan diakhiri dengan pantun Melayu sesuai dengan adat budaya masyarakat setempat, ungkapnya.

Penulis: Abdul Karim
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *