Petani Sawah Aceh Utara Harap Rehab Bendungan Krueng Pase Rampung Tepat Waktu

  • Bagikan

Tabloidbnn.info –   Proyek multiyears (tahun jamak) yang di lelang oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh pada 2021 bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) awalnya mencapai nilai kontrak mencapai 44,8 miliar.

Proyek rehabilitasi Bendungan Krueng Pase di Aceh Utara tersebut berada di perbatasan Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, dan Desa Maddi, Kecamatan Nibong, Pasalnya bendungan tersebut sudah pernah mangkrak tanpa terlihat satu orang pun pekerjaan yang dikhawatirkan tidak akan selesai. Meskipun begitu, pengerjaan proyek bendungan Krueng Pasee saat ini di pastikan akan selesai sesuai dengan batas kontrak akhir bulan Desember 2204 ini.

Sementara puluhan ribu petani di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe sudah empat tahun tidak bisa menggarap sawahnya terus menunggu janji – janji Pemerintah, Kendati demikian masyarakat petani masih menunggu janji tersebut dengan harapan bendungan segera difungsikan agar warga petani dapat menikmati kembali air dapat mengairi ke sawah mareka di delapan kecamatan di Aceh Utara dan tambah satu kecamatan di Kota Lhokseumawe.

Seperti diketahui, awalnya Proyek bendungan Krueng Pasee di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara itu kerjakan oleh PT Rudy Jaya, namun Progres kemajuan pekerjaan Bendungan Krueng Pasee diperkirakan tidak sampai 50 persen rampung dikerjakan, berdasarkan penelitian pejabat yang berwenang untuk menandatangani kontrak, penyedia jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan. Kemudian, penyedia jasa juga menghentikan pekerjaan selama 28 hari kalender, dan penghentian pekerjaan tersebut tidak tercantum dalam jadwal pelaksanaan, serta tanpa persetujuan pengawasan pekerjaan.

Dengan alasan tersebut kontrak kerja dengan PT Rudy Jaya telah diputuskan oleh Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta meminta rekomendasi ke Inspektorat dan untuk memasukkan perusahaan tersebut ke daftar hitam (blacklist).

Untuk mencapai target rehabilitasi Bendungan Krueng Pasee itu, Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Casanova Makmur Perkasa, yang beralamat di Banda Aceh, dengan nilai penawaran Rp 22,8 miliar, pengawasan Proyek berada di bawah Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I.

Dikatakan warga Paya Itiek Sudirman, mengatakan dulunya bendung Irigasi Krueng Pase Aceh Utara itu menjadi suatu banggaan masyarakat kami khususnya petani sawah karena irigasi sumber air dapat mengairi 10 ribu hektare areal lebih sawah warga dalam delapan kecamatan di Aceh Utara dan di tambah satu kecamatan sawah warga di Kota Lhokseumawe. Ungkapnya

Karena sudah terlalu lama tak bisa mengarap areal sawah saat ini semua areal sawah masyarakat sudah ditumbuhi semak belukar, sehingga ke depan sumber air sudah ada warga akan menyulitkan membersihkan rumput atau tanaman tidak diinginkan oleh petani untuk dapat melanjutkan garapan sawahnya bila bendungan Krueng Pasee itu sudah kerjakan. Urainya

Lanjutnya, kami berharap kepada Pemerintah Aceh untuk dapat menyelesaikan segerA bendung Irigasi Krueng Pase ini, karena masyarakat lama tidak menikmati air irigasi hasilnya panen padi selalu gagal, masyarakat sudah sangat mendesak karena berkaitan dengan kesejahteraan warga petani sawahnya lama terbangkalai dan kami sudah lama menderita ketiadaan hasil panen akibat ketiadaan air irigasi yang memadai. Pungasnya

“Sebagaimana di katakana oleh Presiden Prabowo Subianto yang selesai di lantik, Ia menempatkan ketahanan pangan sebagai salah satu prioritas utama dalam program kerjanya, pangan ini hanya dapat tercapai jika bendungan air itu ada, bila ada bendungan yang rusak segera perbaiki dan di fungsikan kembali. Sehingga para petani dapat menggarap sawahnya dengan baik”

Dengan demikian petugas pengawasan bendungan Krueng Pase Aceh Utara perlu diketat dari Ditjen SDA, pelaksanaan perkerjaan (kontraktor) dan pihak – pihak terkait dapat menyelesaikan Proyek tersebut tepat waktu, agar masyarakat petani sawah bisa segera menikmati manfaatnya dan dapat menggarap lahan mereka setiap musim tanam. Sehingga ketahanan pangan di seluruh wilayah Indonesia dapat tercapai (mz)

Penulis: MuzakkirEditor: Zion Magdalena Silalahi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *