Tabloidbnn.info | Banda Aceh – Anggota DPR Aceh Dapil VI dari Partai Demokrat, Nora Idah Nita, SE, MM menilai bahwa Sarana dan Prasarana (Sarpras) Olahraga serta hak dan reward para atlet perlu diperhatikan dan dibenahi.
Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat Internal Komisi VI DPR Aceh yang berlangsung di Gedung DPR Aceh, Selasa, (08/07/2025).
Ia mengatakan, Pembahasan Rancangan Qanun Tentang Keolahragaan menjadi perhatian serius bagi anggota legislatif tingkat provinsi.
Para anggota DPR Aceh juga menilai, selama ini baik Pemerintah Aceh maupun Pemerintah Daerah kurang memberikan apresiasi dan perhatiannya kepada para atlet yang berprestasi dalam bidang olahraga, khususnya disabilitas, sebut Nora.
Pemerintah Aceh dan Pemerintah Daerah seyogyanya memperhatikan atas apa yang diraih oleh para atlet, karna mereka sudah mengharumkan nama daerahnya.
“Banyak atlet berprestasi yang tidak mendapatkan haknya termasuk juga reward” ucap Nora.
Srikandi Demokrat ini juga sangat menyayangkan kasus-kasus yang menimpa para atlet, termasuk kasus yang melanda atlet Disabilitas Aceh Tamiang, mereka (atlet) untuk pergi ikut lomba aja tidak punya biaya, inikan sangat memprihatinkan, nanti kita lihat apakah ini sudah tertuang atau akan dituangkan dalam satu qanun tentang olahraga agar menjadi perhatian bersama” tegasnya.
Demikian juga halnya dengan sarana dan prasarana olahraga yang saat ini banyak terbengkalai, seperti di Pidie Jaya dan Gedung Olahraga (GOR) di Aceh Tamiang yang menjadi pusat olahraga, jelas tampak terbengkalai akibat pembangunannya terhenti.
Begitu juga halnya dengan Kabupaten lain, maka dengan adanya wacana grand design olahraga yang nantinya akan diikuti oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk membangun sarana dan prasarana olahraga yang selama ini terbengkalai, pinta Nora.
Namun mengenai atlet berprestasi terutama atlet disabilitas yang prestasinya kurang mendapat perhatian dan penghargaan yang layak masih sering terjadi.
Meskipun ada upaya untuk menyetarakan hak dan reward bagi atlet disabilitas, masih ada kesenjangan dalam implementasinya.
Bahkan beberapa atlet sempat mengalami pemotongan bonus atau tidak diikutsertakan dalam kompetisi, karena masalah finansial atau ketidakadilan dalam pembagian bonus, ungkapnya.