Tabloidbnn.info | Aceh Tamiang– Bupati Aceh Tamiang Irjen Pol (P) Armia Pahmi, MH. Dukung penuh upaya yang dilaksanakan tim Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Garuda RI, Satgas PKH Wilayah Aceh, Sumut dan Sultra, Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjend Gakkum LHK) RI dan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) menindak refresip, menumbang kebun kelapa sawit ilegal di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL)Sikundur Blok Tenggulun Aceh Tamiang.
Apresiasi disampaikan Bupati Armia pada tim Satgas PKH Garuda RI, Satgas PKH Wilayah Aceh, Sumut dan Sultra, Ditjend Gakkum LHK RI, Kejaksaan dan BBTNGL. Telah mengeksekusi 18 hektar lebih perkebunan kelapa sawit ilegal.
Tim gabungan itu berkolaborasi dengan TNI Polri dan elemen masyarakat membackup kegiatan pelaksanaan eksekusi di lapangan.
Sedikitnya ada 971 hektar hutan konservasi TNGL yang digarap, dirambah dan dibabat secara ilegal dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit.
Sangat perlu dilakukan tindakan tegas, refresip. Untuk menghadang agar kerusakan hutan konservasi TNGL tidak meluas, serta kerusakan sistim ekologi satwa pulih kembali.
Begitu penjelasan, Bupati Armia; seperti dilansir wartawan. Sabtu, 6 September 2025 dari Kualasimpang. Menanggapi kinerja tim Satgas PKH Garuda RI.
Bupati mengajak seluruh komponen, khususnya masyarakat di Kampung Tenggulun. Untuk tidak membuka lahan perkebunan di wilayah Konservasi TNGL.
Sebab, jika tidak mengindahkan ajakan tersebut, bagi para pelaku perambah dan pembabat kawasan Konservasi TNGL akan ditindak pidana, karena telah melakukan kejahatan bidang lingkungan.
Bupati juga berterima kasih kepada pegiat lingkungan yang tak henti-hentinya menyuarakan tingginya eskalasi kerusakan ekologi kawasan Konservasi TNGL di Aceh Tamiang.
“Saya perlu dukungan semua pihak untuk menstabilkan wilayah TNGL, selain rumah Satwa pada habitatnya, juga sebagai wilayah serapan air di wilayah Aceh Tamiang. Ini harus kita jaga bersama-sama, agar Tamiang terhindar dari bencana alam banjir,” jelasnya.
Armia mengingatkan bahwa, tidak hanya wilayah Konservasi TNGL saja perlu di jaga, wilayah perbukitan sebagai tangkapan air juga harus dilestarikan keberadaan keutuhan hutannya.
Upaya itu, cara untuk menghindari dari potensi banjir bandang yang setiap saat mengintai Bumi Muda Sedia, jika hutan yang tersisa terus dijarah, dirambah dan dibabat tidak menutup kemungkinan, Tamiang akan menjadi daerah terawan bencana banjir.
“Mari kita jaga hutan, hutan akan jaga kita. Mari kita lestarikan hutan, hutan akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia secara berkelanjutan,” pungkas Armia.