Tim Penyelamat Freeport Terus Cari Lima Pekerja Pasca Insiden Material Basah di Area Tambang

  • Bagikan

Tim penyelamat PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus melakukan pencarian terhadap lima pekerja yang belum ditemukan pasca insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC),

Tabloidbnn.info. Timika,  – Tim penyelamat PT Freeport Indonesia (PTFI) masih terus melakukan pencarian terhadap lima pekerja yang belum ditemukan pasca insiden aliran material basah di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Informasi terkini yang diterima, Senin (29/9), menyebutkan proses pencarian masih berlangsung dengan seluruh upaya maksimal di lapangan.

“Tim penyelamat terus bekerja siang dan malam meski menghadapi tantangan besar dari pergerakan material basah yang berisiko tinggi,” kata Katri Krisnati, VP Corporate Communications PTFI, dalam keterangan tertulisnya.

Ia mengungkapkan penggalian dilakukan dari dua jalur akses, sambil menambah infrastruktur pendukung karena lokasi pencarian semakin dalam dan suplai udara makin terbatas.

Beberapa alat berat, termasuk loader kendali jarak jauh, juga digunakan untuk mengurangi risiko langsung terhadap tim penyelamat.

“Kami mengajak semua pihak untuk terus mendoakan dan memberi dukungan moral agar kelima rekan kami segera ditemukan,” tambah Katri.

Grasberg & Operasi Bawah Tanah

Berikut beberapa data teknis dan konteks operasional yang penting untuk memahami tantangan pencarian di tambang GBC:

Tambang Grasberg adalah salah satu proyek pertambangan tembaga, emas, dan perak terbesar di dunia di bawah pengelolaan PTFI.

Tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) adalah bagian dari strategi transisi dari tambang terbuka ke penambangan bawah tanah besar-besaran.

Tambang GBC dirancang untuk menghasilkan antara 130.000 sampai 160.000 ton bijih per hari (ore) ketika beroperasi penuh.

Cadangan terbukti dan kemungkinan (proven & probable) untuk GBC diperkirakan mencapai sekitar 963 juta ton bijih.

Metode yang digunakan adalah block caving, yaitu proses di mana blok bijih dikikis dari bawah sehingga material di atasnya “runtuh” ke bawah secara terkendali, kemudian diangkut melalui jalur bawah tanah.

Dalam dokumen teknis, penyelidikan menunjukkan bahwa GBC juga memiliki sistem rel/kereta (rail haulage) dalam jaringan bawah tanah untuk mengangkut material dari titik muat ke crusher bawah tanah.

Tenaga Kerja & Tantangan Operasional

Secara keseluruhan, PTFI dan para kontraktornya mempekerjakan sekitar 27.000 orang di kawasan tambang, termasuk operasi terbuka dan bawah tanah. Dari jumlah itu, lebih dari 40% di antaranya adalah warga Papua asli.

Karena operasi bawah tanah terjadi pada kondisi kedalaman dan lingkungan tertutup, risiko seperti kepadatan batuan, material tidak stabil (seperti aliran material basah), minimnya ventilasi, keterbatasan ruang gerak, dan paparan terhadap gempa atau guncangan batu sangat tinggi.

Sistem keselamatan kerja (Safety, Health, Environment) di bawah tanah menjadi aspek krusial. PTFI menyatakan bahwa pelatihan kesehatan dan keselamatan (K3) untuk pekerja bawah tanah dilakukan secara berkala.

Selain itu, koordinasi teknik geoteknik dan pemantauan stabilitas batuan merupakan bagian penting dari operasional di tambang bawah tanah. Dalam studi pengembangan GBC, berbagai kontrol mekanika batu (rock mechanics) diterapkan untuk mengelola risiko runtuhan.

Riwayat Insiden & Status Pencarian

Menurut catatan perusahaan:

Insiden aliran material basah terjadi pada Senin, 8 September 2025, sekitar pukul 22.00 WIT di area bawah tanah GBC. Aliran ini menyebabkan tertutupnya beberapa akses rute evakuasi bagi tujuh pekerja kontraktor yang berada di lokasi terdampak.

Setelah upaya pencarian, dua jenazah pekerja berhasil ditemukan dan dievakuasi pada Sabtu, 20 September 2025, sekitar pukul 08.45 WIT. Hingga kini lima pekerja lainnya masih dalam pencarian.

Seluruh operasi tambang bawah tanah telah dihentikan sementara untuk memprioritaskan keselamatan akses, pembersihan jalur, dan operasi penyelamatan. (mas)

Penulis: Redaksi/fpEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *