Tabloidbnn.info, Peulimbang – Pemerintah Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen, melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Desa Tahun Anggaran 2026 di Meunasah Gampong Keude Peulimbang pada Kamis, 13 November 2025. Acara ini merupakan langkah konkret dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting yang menjadi prioritas nasional.
Kegiatan yang mengusung tema “Melalui Konvergensi Pencegahan Stunting, Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul” ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda yang sehat guna menyongsong terwujudnya Generasi Indonesia Emas 2045.
Rembuk Stunting Desa Keude Peulimbang dihadiri oleh berbagai pihak yang terlibat langsung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kecamatan Peulimbang. Camat Peulimbang/Ketua TPPS: Bahagia, S.Sos.Sekretaris Camat: Alhalim, M.M. Muspika Kecamatan Peulimbang: Danposramil dan Kapospol.
Perwakilan Sektor Terkait: Kasi DPMG, Ketua TP-PKK Kecamatan, Kepala UPTD KB, Kepala KUA (Mustafa Kamal, S.Ag.), Mukim Peulimbang (M. Nasir).
Tokoh Desa: Kepala Desa/Keuchik Gampong Keude Peulimbang (M. Isa), Ketua Tuha Peut (Zulkifli), Ketua Tuha Lapan (Marzuki), serta Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, Pendamping Desa (Akmal), Pendamping Kecamatan (Iriyana), dan kader kesehatan desa.
Camat Peulimbang, Bahagia S.Sos, yang sekaligus menjabat sebagai Ketua TPPS Kecamatan, membuka musyawarah rembuk ini dan menekankan pentingnya kerja sama terintegrasi dalam penanganan stunting.
”Saya berharap kepada semua para Keuchik, terutama di Desa Keude Peulimbang sebagai Lokus Stunting, untuk memberikan perhatian serius terhadap upaya penanganan dan pencegahan. Perhatikan gizi, kesehatan lingkungan, dan pastikan adanya jamban sehat,” tegas Camat.
Ia juga menambahkan bahwa TPPS Kecamatan hadir sebagai wadah untuk mengoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi percepatan penurunan stunting di Kecamatan Peulimbang.
Senada dengan Camat, Kepala Puskesmas Peulimbang, Fauzi, S.K.M., menyoroti bahwa stunting adalah ancaman bagi generasi mendatang akibat kekurangan gizi. Penanganannya harus dilakukan secara baik dan integratif antara institusi kesehatan, UPTD Keluarga Berencana (KB), sektor/lembaga non-pemerintah, dan masyarakat.
”Pencegahan stunting harus dimulai dengan memperhatikan kesehatan anak perempuan sejak usia dini hingga masa kehamilan. Kita juga harus memastikan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan dapat ditingkatkan melalui kerja sama Puskesmas dan kader desa,” jelas Fauzi.
Ia menambahkan, hal krusial lainnya yang harus dipastikan adalah: Cakupan ASI Eksklusif pada bayi usia 6 bulan. Layanan imunisasi dan asupan gizi lengkap. Kondisi jamban yang layak dan kesehatan lingkungan. Posyandu yang optimal dan aktif (Balita, Lansia, Remaja) untuk mendeteksi dini kondisi dan kerentanan penyakit.
”Mari bersama-sama bekerja dalam upaya penurunan stunting dan terus melakukan pemenuhan aksi konvergensi sesuai dengan tugas pokok, fungsi, serta kewenangan masing-masing,” pungkas Camat Bahagia, menutup acara yang berlangsung aman dan sukses tersebut.












