Puluhan Rumah Rusak Akibat Tanah Bergerak di Karangbanar Ketanda Sumpiuh

  • Bagikan

Tabloidbnn.info.– Banyumas. Guyuran hujan deras memicu bencana tanah bergerak di Dusun Karangbanar, Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas. Mengakibatkan Puluhan rumah retak, fasilitas umum rusak, dan puluhan warga terpaksa mengungsi demi keselamatan.

Bencana tanah bergerak yang melanda Dusun Karangbanar, Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, pada Kamis (13/11/2025) menyebabkan kerusakan parah pada pemukiman warga. Sedikitnya 54 rumah terdampak dengan total 176 jiwa berada dalam kondisi rawan akibat retakan tanah yang terus melebar.

Pergerakan tanah terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat sejak sore. Retakan besar muncul dibeberapa titik pemukiman, mengakibatkan dinding dan lantai rumah warga amblas dan terbelah. Diwilayah RT 06 RW 01, penurunan tanah diperkirakan mencapai 100–150 cm, membuat sejumlah bangunan tidak lagi layak huni.

Kunjungan Lapangan: Kerusakan Terparah di RT 06 dan RT 07

Saat menelusuri RT 06 RW 01, kondisi lapangan menunjukkan kerusakan bervariasi, dari kerusakan ringan hingga Berat, seperti pada rumah milik Songaji, Ras, Taliyem, dan Khotimah, terutama pada bagian dapur yang ambruk, tembok yang retak besar, hingga lantai yang terbelah memanjang.

Ketua RT 06 RW 01, Ngadino, membenarkan bahwa banyak rumah warganya kini dalam kondisi sangat berbahaya.

“Dengan curah hujan sangat tinggi diperkirakan terjadi sampai beberapa minggu, menyebabkan terjadinya tanah terus turun. Ada yang sampai 150 cm. Kalau lengah bisa membahayakan jiwa,” ujarnya.

Ia menambahkan, pemerintah desa, kabupaten, hingga pusat telah meninjau lokasi dan memberikan arahan evakuasi. Sebagian warga sudah mengikuti imbauan untuk mengungsi ke Balai Desa Ketanda.

Sebanyak 39 jiwa yang terdiri dari laki-laki, perempuan, balita, dan lansia kini terkonsentrasi di Aula Balai Desa Ketanda. Total 25 Kartu Keluarga dilaporkan telah meninggalkan rumah sejak malam kejadian.

Ibu Saiyem, salah satu korban terdampak, menceritakan kondisi yang ia alami.

“Saya ikut anjuran Pak RT dan pemerintah karena takut rumah tiba-tiba ambles. Di pengungsian kita terjamin makan, minum, juga tempat istirahat,” jelasnya.

Ngadino berharap seluruh warga RT 06/01 bersedia mengungsi demi keselamatan bersama, mengingat intensitas hujan masih tinggi dan retakan tanah terus melebar.

Tidak hanya rumah warga, sejumlah fasilitas keagamaan juga mengalami kerusakan: diantaranya
Mushola At-Taqwa — rusak total, Masjid Baitussalam — bagian shaf depan, area imam, dan tempat wudu terdampak retakan besar.

Retakan tanah di RT 05, 06, dan 07 RW 01 terpantau bervariasi, mulai dari kedalaman 20 hingga 150 cm dengan panjang retakan mencapai ratusan meter.

Pemerintah desa dan kabupaten telah menyiapkan langkah penanganan darurat, termasuk dapur umum, posko kesehatan, serta pendataan kerusakan rumah. Sejumlah relawan dan organisasi masyarakat juga mulai menyalurkan bantuan logistik.

Lurah Ketanda, Tarno, memastikan pendampingan terhadap warga terdampak akan terus dilakukan, termasuk asesmen lanjutan untuk menentukan status kerusakan dan langkah penanganan berikutnya.(**)

Penulis: Ahdiyat

Penulis: AhdiyatEditor: Zion
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *