Tabloidbnn.info | Jakarta – Rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia telah menjadi isu yang sangat krusial dalam dunia pendidikan. Selasa, (10/12/2024).
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lebih dari 50% guru di Indonesia mendapatkan gaji di bawah rata-rata kebutuhan hidup layak.
Hal ini tentunya berdampak signifikan terhadap kualitas pendidikan yang diberikan kepada siswa dan mahasiswa di seluruh negeri.
Keadaan ini menggambarkan realita pahit dari dunia pendidikan di Indonesia, di mana para pendidik yang seharusnya menjadi fondasi utama dalam pembangunan karakter dan intelektual generasi penerus bangsa, tidak mendapatkan apresiasi yang sepadan dengan kontribusi mereka yang sangat besar.
Gaji yang rendah memaksa banyak guru dan dosen untuk mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan dasar mereka, yang pada akhirnya mengurangi waktu dan energi yang seharusnya dapat didedikasikan untuk mempersiapkan materi pengajaran berkualitas dan memperhatikan perkembangan individual setiap siswa dan mahasiswa.
Hal ini tidak hanya menghambat proses pembelajaran tetapi juga menciptakan lingkaran setan di mana rendahnya gaji berkontribusi pada rendahnya kualitas pendidikan, dan rendahnya kualitas pendidikan menghambat perkembangan sosial dan ekonomi negara.
Selain itu, rendahnya gaji juga berdampak pada motivasi dan moral para pendidik, membuat mereka merasa kurang dihargai dan diakui. Padahal, para guru dan dosen berperan penting dalam mencetak generasi yang berpengetahuan dan berakhlak mulia yang akan memimpin negara ini di masa depan.
Oleh karena itu, peningkatan gaji dan kesejahteraan para pendidik bukan hanya suatu keharusan, tetapi juga investasi penting untuk masa depan bangsa Indonesia. Dengan memberikan penghargaan yang layak kepada para pendidik, kita tidak hanya memperbaiki kualitas pendidikan, tetapi juga menunjukkan komitmen kita dalam menghargai dan mendukung mereka yang berperan vital dalam pembangunan negara..
Kondisi Terkini Gaji Guru dan Dosen
Gaji guru dan dosen di Indonesia bervariasi tergantung pada status kepegawaian dan lokasi mereka mengajar.
Guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) memang mendapatkan tunjangan yang relatif lebih baik dibandingkan dengan guru honorer atau non-PNS. Namun, masih banyak guru honorer yang hanya menerima gaji bulanan di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Misalnya, seorang guru honorer di daerah terpencil dapat menerima gaji hanya sekitar Rp300.000 hingga Rp500.000 per bulan, jumlah yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Berdasarkan data terbaru dari JobStreet pada November 2024, rata-rata gaji guru di Indonesia berkisar antara Rp3.750.000 hingga Rp5.500.000 per bulan2.
Selain itu, studi lapangan oleh Rise Smeru menunjukkan bahwa banyak guru dan dosen di daerah terpencil terpaksa mengambil pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Studi eksperimental oleh Joppe de Ree dan rekan-rekannya pada tahun 2016 menunjukkan bahwa peningkatan gaji guru di Indonesia tidak secara langsung meningkatkan hasil belajar siswa.
Meskipun peningkatan gaji meningkatkan kepuasan finansial guru dan mengurangi stres keuangan, tidak ada peningkatan yang signifikan dalam kinerja guru atau hasil belajar siswa.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun gaji yang lebih tinggi dapat memberikan manfaat finansial, ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan.
Dengan informasi ini, kita dapat melihat bahwa meningkatkan gaji guru dan dosen adalah langkah penting, tetapi juga perlu ada upaya lain untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Pengaruh Gaji Terhadap Kualitas Pengajaran Rendahnya gaji berdampak langsung pada motivasi dan kinerja guru. Guru dan dosen yang terus-menerus harus mengkhawatirkan kebutuhan finansial mereka sering kali kehilangan fokus pada tugas mengajar.
Mereka mungkin harus mengambil pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhan hidup, yang tentunya mengurangi waktu dan energi yang bisa didedikasikan untuk mempersiapkan materi pengajaran dan memperhatikan perkembangan siswa secara individual.
Sebuah studi oleh Bank Dunia pada tahun 2023 menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara gaji guru dengan kualitas pendidikan di sekolah.
Di negara-negara dengan gaji guru yang lebih tinggi, siswa menunjukkan hasil akademis yang lebih baik dalam berbagai tes internasional seperti PISA (Program for International Student Assessment).
Tantangan dalam Meningkatkan Gaji Guru dan Dosen
Meningkatkan gaji guru dan dosen tentu bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah keterbatasan anggaran negara. Meskipun alokasi anggaran pendidikan telah ditingkatkan, namun dana tersebut sering kali tidak cukup untuk mengakomodasi kenaikan gaji secara signifikan.
Selain itu, distribusi dana yang tidak merata dan korupsi dalam birokrasi juga menjadi kendala besar.
Pemerintah telah mencoba berbagai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, termasuk program sertifikasi dan tunjangan profesi.
Namun, implementasi program-program ini sering kali menghadapi berbagai kendala, mulai dari prosedur yang rumit hingga ketidaksesuaian antara jumlah yang dianggarkan dengan yang diterima oleh guru di lapangan.
Dampak Jangka Panjang pada Pendidikan
Dampak jangka panjang dari rendahnya gaji guru dan dosen terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan secara umum.
Siswa yang tidak mendapatkan pendidikan yang baik akan mengalami kesulitan dalam bersaing di pasar kerja global. Ini berarti bahwa Indonesia mungkin akan terus berada di posisi yang kurang menguntungkan dalam hal inovasi dan produktivitas ekonomi.
Selain itu, rendahnya kualitas pendidikan juga berdampak pada tingkat literasi dan renumerasi masyarakat secara keseluruhan. Rendahnya kemampuan dasar ini dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial jangka panjang.
Dengan demikian, meningkatkan kesejahteraan guru bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga investasi penting untuk masa depan bangsa.
Solusi dan Rekomendasi Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan beberapa langkah strategis.
Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran pendidikan khususnya untuk gaji dan tunjangan guru serta dosen. Reformasi birokrasi juga diperlukan untuk mengurangi kerumitan dalam proses penggajian dan memastikan distribusi dana yang tepat sasaran dan transparan.
Program pengembangan profesional yang lebih banyak juga perlu disediakan untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi guru dan dosen. Selain itu, mendorong kerjasama dengan sektor swasta dalam mendukung kesejahteraan guru, misalnya melalui program beasiswa atau bantuan finansial, dapat menjadi solusi yang efektif.
Peningkatan kesadaran publik akan pentingnya peran guru dalam masyarakat juga penting untuk dilakukan, agar profesi ini mendapatkan penghargaan yang layak.
Meningkatkan gaji dan kesejahteraan guru serta dosen adalah langkah krusial dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Dengan gaji yang layak, para pendidik dapat lebih fokus pada tugas utama mereka: mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa.
Ini adalah investasi jangka panjang yang akan berdampak positif tidak hanya pada kualitas pendidikan tetapi juga pada kemajuan sosial dan ekonomi negara. Menghargai dan mendukung guru berarti menghargai dan mendukung masa depan Indonesia.
Penulis: Sabrina Naila Salwa Semester 1
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta












