Tabloidbnn.info – Bartim – Anggaran kerjasama antara Media dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang menuai kontroversi. Beberapa awak media pertanyakan anggaran yang tidak sesuai dengan pernyataan yang dilontarkan Direktur RSUD Tamiang Layang, dr. VINNY SAFARI, MM pada saat jumpa Pers di aula RSUD Tamiang Layang beberapa waktu lalu.
Vinny yang sebelumnya memaparkan nilai kontrak media di RSUD Tamiang Layang dihadapan rekan-rekan media menjadi pertanyaan dari berbagai awak media, menurutnya kerjasama tersebut hanya beberapa media dan terlampir anggaran berbeda masing-masing dari nilai kontrak.
Adapun Daftar Media Rekanan RSUD Tamiang Layang Tahun Anggaran 2025 tercatat. Kontrak Media berdasarkan Petunjuk Direktur RSUD Tamiang Layang sebagai berikut;
1. PT. Kalteng Pos Press sebesar Rp. 36.000.000 atas nama Logman Susilo.
2. Kalimantan Pos sebesar Rp. 25.000.000 atas nama Devinna Resti
3. Demokrasi Post Rp. 3.600.000 atas nama Dewi Handayani
4. Detak Waktu News sebesar Rp.
3.600.000 atas nama Titi Ariyanti
5. Buser sebesar Rp. 3.600.000 atas nama Binaria Herly
6. Tabloid Berita Kriminal dan Narkoba (BKN) sebesar Rp. 3.600.000 atas nama T. Dewi
7. Harian Umum Tabengan sebesar Rp. 6.100.000 atas nama AB. Agung Nugroho, SE
8. Sinar Borneo sebesar Rp. 3.600.000 atas nama Budi Irawan/M. Zakir
9. Surat Kabar Umum Info Borneo Rp. 3.600.000 atas nama Burhansyah
10. Klik Barito sebesar Rp. 25.000.000 atas nama Prasojo Eko Aprianto
11. Spirit Nusantara sebesar Rp. 25.000.000 atas nama Silvia Arisanti Pratiwi
12. JurnalisPost.Online sebesar Rp.
7.500.000 atas nama Fauzi Rahman
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Siar Pemberitaan (Advertorial) disesuaikan Anggaran yang ada dan Penayangan Informasi tiap bulan, maupun jenis media cetak dengan perjanjian per eksemplar dari masing-masing media yang turut disepakati oleh Direktur RSUD Tamiang Layang, dr. VINNY SAFARI, MM Pembina Tk I/IVb
NIP. 197106 16 200212 2 004
Namun hal tersebut menuai kontroversi dari berbagai awak media yang menyebutkan bahwa kontrak tersebut tidak sesuai dengan hasil yang diterima dan tanggapan miring adanya keterlibatan oknum wartawan maupun pihak RSUD terhadap kontrak media tersebut.
Mardianto salah satu wartawan media online Patraindonesia.com mengatakan akan menindaklanjuti hal tersebut ke pihak terkait untuk mengungkap adanya dugaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam menjalin kerjasama yang dinilai tidak sesuai.
Menurutnya anggaran tersebut terkait adanya beredar di Group WhatsApp Bartim Membangun yang disampaikan oleh salah satu wartawan yang menyebutkan bahwa ada oknum wartawan penjilat dan korup berkontrak publikasi dengan RSUD Tamiang Layang.
“Saya selaku wartawan yang bertugas di Bartim merasa sebagai korban dari informasi itu, oleh karenanya saya minta kepada APH untuk mengusut tuntas dugaan tindakan oknum tersebut,” tuturnya, Jumat (10/10/2025)
Lebih lanjut dikatakan Mardianto, untuk diketahui saya dan Binaria hari ini Jumat 10/10/2025 sudah berkoordinasi dengan pihak Reskrim Polres Barito Timur, dan dianjurkan untuk melaporkannya kebagian Tipikor.
“Tekad saya dan Binaria akan mengawal kasus ini sampai diketahui siapa pelaku oknum wartawan penjilat yang membuat Marwah Wartawan tercidrai,” tegasnya.
Selain itu, Tamiati Dewi yang juga salah satu wartawan Senior mengungkapkan bahwa dari kontrak yang disampaikan Direktur RSUD Tamiang Layang tidak sesuai dengan hasil yang diterima.
“Dengan kontrak yang disebut direktur RSUD Tamiang Layang sebesar Rp.3.600.000 per tahun, namun kenyataannya kita terima tidak sesuai bahkan tidak mencapai separuh dari anggaran tersebut,” ucap Tamiati.
Kita terima Rp. 60.000 perbulan, lanjut Tamiati menjelaskan. Kalau sebulan Rp. 60.000 berarti setahun tidak sampai sejuta, tapi didaftar kerjasama anggaran mencapai tiga juta lebih.
“Yang lain ada mencapai 36 juta dan 25 juta setahun hebat sekali, padahal mereka yang selalu buat gaduh. Tapi maaf bukan iri, tapi cara tidak adil buat teman-teman yang lain,” ungkap Tamiati
Sementara Ahmad Fahrizali yang juga wartawan aktif di kabupaten Barito Timur ini sangat menyayangkan langganan yang pilih kasih. Menurutnya beberapa kali menawarkan langganan namun dijawab pihak RSUD Tamiang Layang tidak ada anggarannya.
Awalnya kita maklum, mungkin anggaran nya memang kecil, sehingga saya dan kawan lainnya tidak lagi mengajukan penawaran, namun setelah mendengar kabar ada rapat di Rumah sakit kemarin ternyata anggarannya lumayan besar dan hanya di monopoli oleh beberapa media.
“Patut diduga ada permainan dalam anggaran media di RSUD Tamiang Layang”, tutup Ahmad ( tim)