Bupati Aceh Tamiang Minta Masyarakat dan ASN Gerakan Belanja di Kampung Sendiri

  • Bagikan

Tabloidbnn.info | Aceh Tamiang – Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol(P) Armia Pahmi minta kepada seluruh penerima TPP Pemkab Aceh Tamiang, Tunjangan Jasa Medis, Sertifikasi Guru atau tunjangan lain yang berasal dari pemerintah, saya minta agar membelanjakan uangnya di kampung atau daerah kita sendiri.

Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan pada upacara Hari Jadi Kabupaten Aceh Tamiang Ke 23 yang berlangsung di lapangan Tribun Belakang Kantor Bupati setempat, Kamis, (10/4/2025).

Sebelumnya, Armia Pahmi mengatakan atas nama Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan selaku Kepala Daerah ia mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun Kabupaten Aceh Tamiang yang ke 23 tahun.

Semoga penambahan usia daerah kita, ikut menambah optimisme serta semangat kita untuk berbenah, bangkit dan berani berubah untuk kemajuan bersama.

Untuk menyegarkan ingatan kita kembali bahwa Kabupaten Aceh Tamiang lahir berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Tamiang, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Dalam konsep pembangunan daerah, usia 23 tahun adalah masa transisi menuju kematangan. Pada usia ini semestinya kita sudah menyelesaikan sejumlah tugas pokok yang menjadi fokus dasar pembangunan kita, seperti pembangunan infrastruktur, penatakelolaan pemerintahan yang baik, bersih dan melayani, serta pemenuhan layanan dasar publik.

Namun memang dalam suksesi menuju kematangan itu, cukup banyak halangan dan rintangan yang sudah kita hadapi bersama, dari sejak kelahiran Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2002, sebutnya.

Tahun ini kita memulai pembangunan dengan pengetatan anggaran bertajuk efisiensi APBN dan APBD sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Efisiensi anggaran mewajibkan kita menunda sejumlah kegiatan pembangunan yang telah kita rencanakan dan sepakati bersama sebagaimana tertuang dalam Qanun APBK Tahun Anggaran 2025.

Namun demikian, kebijakan ini tidak
menghilangkan kegiatan utama pembangunan di sektor pertanian, kesehatan dan pendidikan.

Efisiensi APBN dan ABPD membuat daerah seperti kita mengalami “dinamikapengelolaan keuangan yang
BERVOLATILITAS TINGGI” karena masih
bergantung pada pendanaan pusat dan belum stabil di sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Keadaan ini sebenarnya menjadi ancaman sekaligus peluang bagi kita bersama. Menjadi ancaman karena VOLATILITAS YANG TINGGI menggambarkan perubahan
cepat yang disertai ketidakpastian, di
antaranya perubahan regulasi atau kebijakan anggaran yang bisa membuat penerimaan keuangan naik-turun, pengeluaran atau belanja yang masih bisa di luar prediksi akibat efek berganda politik ekonomi global, serta bencana alam maupun non-alam.

Menjadi peluang bila kita mampu
mengoptimalkan eksplorasi dan eksploitasi segala potensi sumber pendapatan yang ada di daerah kita secara berkelanjutan. Inilah yang kami dorong dari sejak dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang pada 17 Februari 2025 kemarin. Kami kira kita semua sepakat, hal ini menjadi salah satu langkah penting sebagai exit strategy menghadapi kebijakan Efisiensi APBN dan APBD.

Dalam momentum Hari Jadi Kabupaten Aceh Tamiang ke-23 kali ini, kami mengajak kita semua bersama menjaga optimisme serta semangat untuk berbenah, bangkit dan berani berubah untuk memajukan Aceh Tamiang walau dengan kondisi yang penuh tantangan dan rintangan.

Di tengah situasi ekonomi yang menantang dengan efisiensi anggaran serta menurunnya daya beli masyarakat, kita menyadari bahwa pelaku UMKM adalah garda terdepan dalam menopang ekonomi rakyat. Mereka berjuang bukan dengan modal besar, tapi dengan semangat yang besar.

Maka dari itu, di tengah kondisi ini, kita perlu menggencarkan satu langkah nyata; “Gerakan Belanja di Kampung Sendiri”. Gerakan ini bukan hanya ajakan untuk membeli produk lokal, tapi juga bentuk cinta terhadap kampung atau daerah kita sendiri.

Ketika kita membeli dari pedagang pasar,
warung sekitar lingkungan kita, atau pengrajin serta petani lokal, sesungguhnya kita sedang membantu ekonomi kampung dan daerah kita tetap berputar.

Uang yang kita belanjakan di kampung atau daerah kita sendiri tidak pergi jauh, tapi akan kembali dalam bentuk belanja, pekerjaan dan peluang usaha baru.

Inilah yang kita kenal dengan prinsip ekonomi gotong royong. Setiap rupiah yang dibelanjakan di daerah akan menciptakan efek berganda menambah penghasilan pelaku UMKM yang berpotensi membuka peluang dan lapangan kerja baru, meningkatkan daya beli masyarakat dan memperkuat ketahanan ekonomi lokal.

Kita perlu melibatkan diri kita sendiri, komunitas, lingkungan dan seluruh lapisan masyarakat kita dalam “Gerakan Belanja di Kampung Sendiri”.

Terutama kami minta kepada Bapak dan Ibu penerima TPP Pemkab Aceh Tamiang, Tunjangan Jasa Medis, Sertifikasi Guru atau tunjangan lain yang berasal dari pemerintah, saya minta agar membelanjakan uangnya di kampung atau daerah kita sendiri.

Kita ingin mayoritas uang yang dikeluarkan oleh Pemkab Aceh Tamiang menjadi komponen penting pergerakan roda perekonomian daerah. Sekecil apa pun belanja atau pembelian kita, kalau dilakukan bersama-sama, dampaknya akan luar biasa.

Saya mengajak kita semua mari jadikan
belanja harian sebagai bentuk dukungan
nyata menghidupkan UMKM dan
menggerakkan ekonomi daerah. Kita hidupkan kembali semangat gotong royong dalam bentuk gerakan ekonomi. Kita bantu sesama. Kita kuatkan UMKM. Dan kita gerakkan ekonomi dari kampung sendiri untuk Aceh dan Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan, kami
menggaungkan kita wajib meningkatkan
inovasi daerah. kami meminta siapa pun
aparatur yang memiliki ide atau kreasi inovasi yang bermanfaat untuk pembangunan daerah untuk bisa meng-ekspose serta mendiskusikannya langsung kepada kami selaku Bupati atau Bapak Wakil Bupati Aceh Tamiang.

Hari ini, kami ingin menyampaikan ada satu hal penting yang mesti kita cermati dan pahami bersama. Di tengah keterbatasan fiskal daerah dan negara serta dinamika politik ekonomi global yang tak menentu, kami tegaskan bahwa inovasi daerah adalah keharusan.

Inovasi bukan semata teknologi tinggi, tetapi cara baru dalam mengelola potensi lokal secara kreatif, efisien, dan berkelanjutan.

Bentuknya bisa berupa optimasi digitalisasi pelayanan publik, pengembangan wisata berbasis budaya atau pengelolaan komoditas lokal menjadi produk bernilai tambah.

Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan pajak dan retribusi konvensional. Namun kita harus menciptakan sumber PAD baru yang berbasis pada kreativitas, efisiensi pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

Kita mesti mendorong setiap kita untuk berani berubah dan membuka ruang agar semua pemangku kepentingan dan pelakupembangunan berkontribusi aktif denganarsitektur ekosistem kolaboratif antarapemerintah, masyarakat dan swasta.

Mempraktikkan inovasi memastikan kita tidak hanya mengejar angka-angka grafis atau statistik, tetapi juga membangun masa depan Kabupaten Aceh Tamiang yang lebih baik.,

Pesan penutup pada amanat kami hari iniadalah Mari jaga kebersihan dan estetikalingkungan unit kerja masing-masing, dimulai dari ruangan, WC/toilet kantor, halaman dan tanaman-tanaman harus dipangkas dan dirapikan. Kantor yang bersih adalah cerminan dari aparaturnya yang bersih, begitu pula sebaliknya.

Jagalah dan rawatlah kantor serta aset yang ada di dalamnya sebagaimana kita merawat milik kita sendiri. Kita wajib menjaga hal-hal itu semua agar penyelenggaraan pemerintahan serta pelayanan publik mampu berjalan sesuai harapan kita bersama.

Kami mengajak semua pihak bekerja
maksimal untuk membangun Bumi MudaSedia ini, melanjutkan estafet pengabdian dari para pendahulu kita.

Mari kita menyatukan langkah untuk
menjemput kemajuan yang penuh keberkahan dengan cara bekerja keras, bekerja cerdas. Ungkap Armia Pahmi mengakhiri sambutannya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *