Gubernur Kalimantan Tengah, Soroti Pemborosan Anggaran Jalan Palangkaraya – Kuala Kurun Hampir Tembus 800 Milyar

  • Bagikan

Tabloidbnn.info. Palangkaraya, Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran melontarkan kritik keras terhadap, pemborosan anggaran APBD provinsi Kalteng 2025, dalam proyek pembangunan ruas jalan Palangkaraya -kuala kurun Gunung Mas (Gumas)

Proyek yang seharusnya bisa diselesaikan dengan estimasi Rp 300 – 400 milyar, kini kabarnya telah menghabiskan hampir Rp 800 milyar, dari anggaran Pendapatan Asli Daerah (APBD) pernyataan tersebut, disampaikan Agustiar pada saat ia menghadiri upacara hari jadi kota Palangkaraya ke-68, pada Kamis 17/07/2025 kemarin.

Kita lihat saat ini, banyak Uang terbuang sia-sia untuk perbaikan ruas jalan Palangkaraya-Kuala Kurun, ini mestinya cukup dengan Rp 300-400 milyar, tapi kenyataanya hampir tembus Rp 800 milyar, ungkap Agustiar kepada awak media.

Gubernur menyebut salah satu penyebab membengkaknya biaya APBD provinsi Kalteng adalah, kerusakan infrastruktur jalan akibat kendaraan Over Dimension Over load (Odol), yang kerap melintasi jalan tersebut, tanpa pengawasan yang maksimal, ujar Agustiar.

Lebih lanjut Gubernur mengajak, seluruh kepala darah Bupati/Walikota, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), demi memperkuat pembangunan yang berkelanjutan, tanpa optimalisasi PAD kita akan terus bergantung, dan pembangunan akan lambat kalau APBD terus terkuras, untuk tambal sulam infrastruktur, papar Agustiar.

Gubernur juga menyayangkan bahwa, dana besar yang terserap untuk memperbaiki jalan rusak, membuat alokasi untuk sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, sosial, dan pelatihan kerja menjadi berkurang.

Seharusnya APBD bisa digunakan untuk pendidikan dan pelatihan kerja tetapi sekarang, banyak terkuras hanya untuk menutupi kerusakan infrastruktur, kata Agustiar.

Meski menghadapi tantangan berat pada saat ini, saya tetap Optimis,dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk selalu menjaga semangat gotong royong dan selalu menghidupkan nilai-nilai lokal seperti Huma Betang dan Belom Bahadat, tutup Agustiar.

Penulis: Gusti AhyarEditor: Zion
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *