Kisah Dokter Bedah Terdampar di Aceh Tamiang, Berujung Aksi Sosial di Tengah Banjir

  • Bagikan

Tabloidbnn.info | Aceh Tamiang – Kisah inspiratif datang dari dr. Tgk Yosse, seorang dokter spesialis bedah dari Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

Dalam perjalanan pulang menuju Medan, Sumatera Utara, ia bersama seorang rekan, Emil Pane, justru terjebak banjir bandang dan akhirnya memilih kembali ke Aceh Tamiang untuk membuka layanan medis gratis bagi korban bencana.

​Terjebak Banjir Saat Perjalanan Pulang

​Peristiwa ini bermula pada Kamis, 27 November 2025, ketika dr. Tgk Yosse dan Emil Pane melakukan perjalanan dari Banda Aceh menuju Medan. Emil Pane, yang berasal dari Gaperta, Medan, menceritakan bahwa perkenalan mereka terjadi secara tak sengaja di dalam bus angkutan umum Harapan Indah.

​“Awalnya kami tidak saling kenal. Kebetulan di dalam bus kami bisa saling kenal dan bertukar nomor telepon,” ujar Emil Pane, saat ditemui di FS Coffee, yang kini berfungsi sebagai posko pelayanan medis sementara, pada Senin malam, 8 Desember 2025.

​Setibanya di Kota Kualasimpang, Aceh Tamiang, perjalanan mereka terhenti total akibat banjir bandang. Mereka terpaksa menginap di sebuah warung kopi, FS Coffee.

Keesokan harinya, Jumat, 28 Desember 2025, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Medan, bahkan harus menggunakan transportasi air (Boat) hingga ke jalan Tol Pangkalan Brandan, Langkat.

Kembali Memberikan Pelayanan Kesehatan Gratis

​Meskipun telah tiba di rumah, rasa kepedulian terhadap korban banjir di Aceh Tamiang membuat dr. Tgk Yosse dan Emil Pane kembali tergerak.

​“Setelah tiba di rumah dan berkumpul bersama keluarga, kami tetap berkomunikasi dan memikirkan nasib masyarakat yang sedang menghadapi bencana banjir di Aceh Tamiang,” kata Emil Pane.

​Akhirnya, kedua pria itu sepakat untuk kembali ke Aceh Tamiang, membawa obat-obatan, dan menyediakan pelayanan kesehatan gratis. Mereka menggunakan perahu untuk mencapai lokasi yang terdampak.

​“Alhamdulillah, kedatangan saya dan dr. Tgk Yosse disambut baik oleh masyarakat Aceh Tamiang,” tambahnya.

​Menangani Persalinan hingga Operasi Jahitan

​Di hari pertama layanan kesehatan dibuka, keduanya langsung menghadapi kasus-kasus darurat:

​Menangani persalinan seorang ibu.

​Melakukan operasi ringan pada seorang pria dengan luka di bagian paha yang membutuhkan 38 jahitan.

​Seiring berjalannya waktu, pasien korban banjir terus berdatangan dengan berbagai keluhan medis. Emil Pane menjelaskan, di hari kedua posko, mereka telah melayani kurang lebih 300 pasien, meliputi anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

​“Posko bantuan layanan kesehatan gratis ini kami lakukan menggunakan biaya pribadi. Alhamdulillah, aksi sosial ini banyak disambut baik oleh masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” tutup Emil Pane.

​Hingga berita ini ditulis, posko layanan kesehatan tersebut telah berjalan selama 12 hari, dan antusiasme masyarakat untuk mendapatkan pengobatan gratis terus meningkat.

Penulis: Abdul Karim
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *