Tabloidbnn.info | Balikpapan – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh NV, seorang karyawati di salah satu perusahaan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, masih menyisakan banyak tanda tanya. Sudah hampir sembilan bulan sejak peristiwa itu terjadi pada 18 Desember 2024, namun penyelesaian kasus ini belum juga menemukan titik terang.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Balikpapan, Rony, yang akrab disapa Babe Jon, mengungkapkan keprihatinannya atas lambannya proses hukum dan minimnya transparansi dari pihak berwenang. “Kami sangat prihatin karena korban sudah melaporkan kejadian ini, tapi sampai saat ini tidak ada kejelasan, baik dari pihak perusahaan maupun proses hukum yang seharusnya berjalan,” ujarnya, Kamis (23/10/25)
Korban NV merupakan salah satu karyawati di perusahaan RDMP (DEC) yang tengah menangani proyek besar di Balikpapan. Ia diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang petinggi di perusahaan yang merupakan warga Negara Asing. Kasus ini kemudian dilaporkan ke Polda Kalimantan Timur dan kini dalam proses penyelidikan. Namun, perjalanan hukum yang lambat memicu rasa kecewa dan kekhawatiran akan keadilan yang sulit diraih.
Menanggapi hal ini, KSPSI bersama dengan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) telah melakukan berbagai upaya, termasuk melakukan somasi sebanyak dua kali. Surat-surat resmi telah dikirimkan kepada pihak perusahaan, Joint Operation (JO) RDMP Balikpapan, Komisi Pengawas Industri (KPI), Kapolres Balikpapan, serta Komisi IV DPRD Balikpapan dan beberapa instansi terkait lainnya. “Kami tidak akan berhenti sampai kasus ini mendapat kejelasan dan pelaku benar-benar mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Rony.
Lebih lanjut, Rony menduga adanya unsur kesengajaan dalam perlambatan proses hukum ini. Ia juga mencurigai bahwa pelaku, yang juga warga Asing,di, sudah tidak lagi berada di Balikpapan. “Kami menduga pelaku sengaja menghilang dari daerah ini agar tidak diproses hukum,” ujar Rony dengan nada serius.
Rony menegaskan komitmen KSPSI untuk terus memperjuangkan keadilan korban hingga ke tingkat pusat. “Jika tidak ada kejelasan, kami tidak segan-segan membawa kasus ini ke Presiden Prabowo untuk mendapatkan perhatian khusus,” tegasnya.
Kasus dugaan pelecehan seksual ini menjadi sorotan penting bagi dunia kerja dan perlindungan perempuan di Balikpapan. Banyak pihak berharap agar proses hukum berjalan transparan dan memberikan rasa keadilan bagi korban serta menjadi peringatan bagi perusahaan agar lebih serius dalam menangani kasus kekerasan seksual di lingkungan kerja.
Sementara itu, pihak perusahaan dan pelaku belum memberikan keterangan resmi terkait kasus ini. Polda Kaltim pun masih menjalankan proses penyelidikan guna memastikan fakta-fakta di balik dugaan pelecehan tersebut.