Kualitas Rumput Laut pun Menurun, dan Hasil Tangkapan Ikan Berkurang

  • Bagikan

Tabloidbnn.info Nusa Tenggara Timur-(NTT) Teluk Kupang, Bolok, Kabupaten Kupang, NTT pada Desember 2024 lalu, para petani rumput laut dan nelayan setempat cemas karena laut mulai tercemar tumpahan minyak muatan kapal tenggelam

Kualitas rumput laut pun menurun, dan hasil tangkapan ikan berkuran. Warga mendesak pemerintah secepatnya mengevakuasi bangkai kapal beserta muatan kapal yang banyak mengandung minyak.

“Kualitas rumput laut menurun karena laut mulai tercemar akibat tumpahan minyak kapal tenggelam beberapa waktu lalu. Kami minta pemerintah segera evakuasi kapal tenggelam berserta muatannya. Jika tidak segera dievakuasi, kami khawatir pencemaran laut akan semakin meluas, karena muatan konteiner yang tenggelam pasti semakin bocor dan tumpahan minyak akan semakin banyak. Sekarang saja, sudah terlihat tumpahan minyak yang mencemari laut di sini,” ujar Yupiter Luit Hulbala, salah seorang petani rumput laut.

Menurut Yupiter, pasca kapal Kuala Mas tenggelam, laut mulai tercemar, sehingga kualitas rumput lautnya menurun.

“Tidak seperti biasanya, rumput laut biasanya hijau dan panenan berlimpah. Biasanya, untuk satu tali dengan panjang 80 meter, dapat menghasil panen mencapai 75 kilogram, namun kali ini tidak sampai 5 kilogram. Warna lumput laut pun berwarna hitam pucat akibat tercemarnya limbah tumpahan minyak dari kapal yang tenggelam itu.”

Saat ini, kami masih cemas, kami berharap segera diangkat bangkai dan konteiner kapal yang tenggelam tersebut. Karena jika belum diangkat muatan kapal yang tenggelam, akan semakin luas pencemaran lautnya dan kami tidak bisa tanam lagi rumput lautnya,” sambung Yupiter.

Hal senada juga disampaikan salah seorang nelayan, Edi Piubati dan Roi Lasi, bahwa hasil tangkapan ikan menurun, akibat tercemarnya laut, dan terhambat karena tenggelamnya kapal di jalur lintasan kapal yang menghambat aktivitas pelayaran kapal-kapal nelayan.

“Laut di sini mulai tercemar. Biasanya semalam saya bisa tangkap banyak ikan, tapi sekarang sudah sulit tangkap ikan, dan ikan banyak yang mati karena lautnya tercemar tumpahan minyak kapal tenggelam. Kami berharap pemerintah dan pihak terkait bisa secepatnya membersihkan dan mengangkat bangkai muatan kapal tenggelam agar pencemaran laut akibat tumpahan minyak tidak semakin luas,” sambung Edi.

Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat, dan juga penjaga kawasan pantai, Yulius Piubati mengungkapkan keprihatinannya, karena lambannya pemerintah dan pihak terkait dalam mengatasi kondisi ini, pasca tenggelamnya Kapal Kuala Mas yang menyebabkan pencemaran laut akibat tumpahan minyak dari muatan kapal tenggelam.

Mereka berharap, pemerintah Kabupaten Kupang dan Pemprov NTT, serta pihak terkait, segera berupa mengevakuasi bangkai dan muatan kapal, karena banyak konteiner muatan minyak yang ikut tenggam saat itu.

“Dulu kita bisa melihat ikan berenang ke sana kemari. Tapi setelah kapal Kuala Mas Tenggelam dan ada tumpahan minyak, air laut berubah. sekarang bukan lagi laut, tapi seperti lautan minyak. Kami minta pemerintah segera mengevakuasi muatan kapal tenggelam agar tidak semakin banyak tumpahan minyak yang lebih parah lagi yang mencemari laut ini,”

(*Ricardo)

Penulis: Ricardo Editor: Zion Magdalena Silalahi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *