Miris! SMPN 3 Manyak Payed Tak Punya Ruang Guru, Aula, dan Air Bersih Layak

  • Bagikan

Tabloidbnn.info | Aceh Tamiang – Keterbatasan sarana prasarana masih menjadi masalah serius di dunia pendidikan, seperti yang dialami oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang.

Sekolah yang menampung 234 siswa ini hingga kini belum memiliki ruang guru, aula, dan yang paling mendasar, akses air bersih yang layak.

​Kepala Tata Usaha (TU) SMPN 3 Manyak Payed, Khairiah, mengungkapkan bahwa para guru terpaksa harus saling berdesakan dan bergantian menggunakan ruang kelas sebagai tempat bekerja dan beristirahat.

​”Hingga hari ini, kami belum memiliki ruang guru. Para guru harus menggunakan ruang belajar sebagai tempat kami duduk bersama seusai mengajar. Ini juga berfungsi sebagai tempat istirahat dan tempat kerja selain di dalam kelas,” jelas Khairiah kepada wartawan, Sabtu (15/11/2025).

​Khairiah menambahkan bahwa ruang kelas yang dimanfaatkan sebagai ruang guru tersebut tidak mampu menampung kursi untuk semua guru.

​”Tidak semua guru kebagian bangku. Hanya sebagian guru saja karena ruangannya tidak cukup,” imbuhnya.

​Selain ruang guru, SMPN 3 Manyak Payed—yang memiliki 16 guru dan 16 tenaga kependidikan—juga tidak memiliki aula. Akibatnya, setiap kali diadakan rapat, para guru harus sibuk mengangkat-angkat bangku dan menunggu hingga jam pulang siswa.

​”Kalau mau rapat, kami sibuk angkat-angkat bangku. Kami harus menunggu jam siswa pulang,” ungkapnya.

​Rapat dan pertemuan harus dilaksanakan di ruang laboratorium. Ruangan ini juga multifungsi, digunakan sebagai tempat latihan menari, sosialisasi kesehatan dari puskesmas, dan penyuluhan dari Babinkamtibmas Kepolisian.

​Keterbatasan ini dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Manyak Payed, Razali, S. Pd, dalam konfirmasinya pada Minggu (16/11/2025). Razali menekankan bahwa kebutuhan paling mendasar yang belum terpenuhi adalah air bersih.

​Ia menyebutkan bahwa selama berpuluh tahun, seluruh guru dan siswa terpaksa memanfaatkan air payau berwarna kecokelatan seperti air teh yang berasal dari sumur gali di lingkungan sekolah.

​”Kami sangat membutuhkan air bersih yang lebih layak lagi. Selama ini, kami hanya memanfaatkan air payau berwarna kecokelatan yang kami peroleh dari sumur gali,” ujar Razali.

​Menurutnya, kondisi air tersebut sudah sangat parah hingga dapat merusak fasilitas sekolah.

​”Kondisi airnya yang parah sekali, Pak. Jangankan bak air yang diplaster semen, bak berdinding keramik saja berubah warna menjadi warna berkarat,” tukasnya.

​Mengingat kondisi ini, Razali sangat berharap dan memohon agar Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang serta Perumda Tirta Tamiang (PDAM) dapat merealisasikan instalasi jaringan air bersih ke sekolah tersebut.

​Razali meyakini bahwa menyalurkan air bersih ke SMPN 3 Manyak Payed saat ini sudah tidak terlalu sulit. Jaringan air bersih Perumda Tirta Tamiang disebutnya sudah mencapai Desa Seneubuk Cantek, Kecamatan Manyak Payed.

​”Untuk menyalurkan air bersih melalui jaringan pipa ke SMPN 3 Manyak Payed yang terletak di Desa Masjid sudah tidak terlalu jauh lagi,” kata Razali.

​”Kami memohon kepada Pemkab Aceh Tamiang dan PDAM Tirta Tamiang untuk membantu agar air bersih dapat mengalir di sekolah kami,” pungkasnya.

Penulis: Abdul Karim
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *