Tabloidbnn,info, Bartim – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Palangka Raya menggelar Reviu Hasil Survei, Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah di Tamiang Layang, Rabu (3/12/2025). Kegiatan ini menjadi tahapan penting sebelum program cetak sawah memasuki fase pelaksanaan pada 2026.
Reviu dibuka oleh Kabid Pengembangan Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Barito Timur, Inapriani. Hadir dalam kegiatan tersebut jajaran Tim LPPM UPR, Danramil Pasar Panas, Camat Benua Lima, perwakilan Dinas PUPR Perkim, Dinas Lingkungan Hidup, serta perwakilan kecamatan Paju Epat dan Dusun Timur.
Inapriani menegaskan bahwa reviu ini merupakan langkah akhir untuk memastikan seluruh dokumen perencanaan telah lengkap dan siap dijadikan acuan pelaksanaan.
“Ini adalah finalisasi untuk memantapkan hal-hal yang kurang,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa evaluasi difokuskan pada Rencana Anggaran Biaya (RAB), desain teknis, serta penyesuaiannya dengan masukan dari dinas dan pihak terkait.
“Kita minta masukan dari Dinas PUPR Perkim terkait tata ruang, dari Dinas Lingkungan Hidup, dan kelompok masyarakat. Tidak ada perubahan, artinya bisa dilanjutkan ke tahapan berikutnya,” katanya.
Setelah reviu, tahapan selanjutnya adalah penyusunan dokumen lingkungan yang menjadi syarat wajib sebelum pelaksanaan fisik.
“Kalau dokumen lingkungan sudah selesai, artinya kita sudah final dan tinggal pelaksanaan cetak sawah pada tahun 2026,” tegasnya.
Ketua Tim LPPM UPR, Akhmad Sajarwan, memaparkan bahwa hasil SID mencakup tiga lokasi: Desa Siong, Harara, dan Kelurahan Taniran, dengan total luas mencapai 408,434 hektare.
“Apa yang sudah kami hasilkan berupa desain dan RAB, harapan kami nanti bisa optimal dilaksanakan di lapangan serta tidak menimbulkan masalah atau tantangan dari masyarakat,” ujarnya.
Sajarwan memastikan seluruh proses di tiga lokasi tersebut berjalan lancar.
“Sampai saat ini tidak ada masalah. Alhamdulillah, semuanya lancar dari tingkat desa hingga reviu akhir hari ini,” tambahnya.
Anggota Tim LPPM UPR, Riza Rahmadi, menyoroti pentingnya ketersediaan sumber air agar sawah baru dapat berproduksi optimal.
“Kalau di Taniran kami rekomendasikan supaya ada embung karena kesuburan tanahnya terbaik dari sedang hingga tinggi,” jelasnya.
Riza juga menegaskan perlunya menjaga lahan agar tidak beralih fungsi setelah dicetak.
“Harapan kami jangan sampai ada alih fungsi. Sawah ini harus menjadi abadi sehingga kebutuhan pangan daerah bisa dipenuhi sendiri,” ujarnya.
Reviu SID ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi Pemerintah Kabupaten Barito Timur dalam meningkatkan produksi pangan melalui pembukaan lahan sawah baru yang terencana, berkelanjutan, dan sesuai kebutuhan masyarakat. ( td/az )












