Tabloidbnn.info, Barito Timur – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Barito Timur hingga kini belum sepenuhnya menjangkau seluruh pelajar di daerah tersebut. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Timur, H. Bunyamin, mengungkapkan bahwa keterbatasan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menjadi kendala utama.
”Sampai saat ini, di Barito Timur baru ada lima SPPG. Dua di wilayah Ampah, Kecamatan Dusun Tengah; dua di Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur; dan satu di Pasar Panas, Kecamatan Benua Lima,” ujar H. Bunyamin saat diwawancarai pada Jumat, 7 November 2025.
Baru Jangkau 30 Persen Siswa di Wilayah Kota
Menurut Bunyamin, dengan jumlah SPPG yang sangat terbatas tersebut, pelaksanaan program MBG baru menjangkau sekitar 30 persen dari total siswa. Cakupan ini sebagian besar terpusat di wilayah perkotaan.
“Kalau dihitung, mungkin baru sekitar 30 persen. Wilayah Ampah dan sekitarnya yang bisa terlayani karena dapurnya masih di sekitar kota,” jelasnya.
Bunyamin menilai, idealnya Kabupaten Barito Timur memerlukan penambahan SPPG agar cakupan wilayah minimal mencapai 67 persen, atau bahkan lebih baik jika mampu menjangkau seluruh sekolah.
Ia menyebutkan, saat ini masih banyak kecamatan yang belum tersentuh layanan MBG, di antaranya Kecamatan Awang, Patangkep Tutui, Pematang Karau, dan Raren Batuah.
Kendala Kualitas, Jarak, dan Keputusan Pusat
Bunyamin menyampaikan bahwa pihak Dinas Pendidikan telah menyerahkan data sekolah dan jumlah murid kepada koordinator SPPG. Namun, keputusan mengenai penambahan dapur layanan berada di tingkat pusat.
“Kami sering ditanya oleh para guru, kapan program MBG ini sampai ke sekolah mereka. Padahal, dari Dinas Pendidikan, kami sudah menyampaikan data sekolah dan jumlah murid. Hanya saja, keputusan penambahan itu ada di tingkat pusat,” ujarnya.
Bunyamin juga mengkhawatirkan bahwa keterbatasan jumlah dapur layanan dapat berdampak pada kualitas makanan yang disajikan.
“Satu dapur idealnya melayani sekitar 2.500 porsi agar kualitas tetap terjaga. Kalau sampai 3.000 atau 3.500 porsi, tentu persiapannya akan lebih berat dan bisa memengaruhi kualitas makanan,” ucapnya.
Selain itu, jarak dan waktu distribusi juga menjadi tantangan. “Biasanya proses memasak sudah dimulai sejak dini hari, sementara pembagian untuk TK dan SD sekitar pukul 7 pagi. Kalau lokasi sekolah jauh, makanan bisa sampai terlalu siang dan tidak segar lagi,” jelasnya.
Harapan Peningkatan Cakupan
Dinas Pendidikan Barito Timur sangat berharap pemerintah pusat dapat menambah jumlah SPPG agar pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis dapat merata hingga ke pelosok daerah.
“Harapan kami, paling tidak tahun depan cakupan MBG bisa meningkat hingga 67 persen. Syukur kalau bisa menjangkau seluruh sekolah di Barito Timur,” pungkas H. Bunyamin. (td/az)












