Tabloidbnn.info- Bireuen- Para nelayan di kawasan Jangka, Bireuen mengeluhkan dangkalnya mulut kuala sejak lima tahun terakhir, sehingga mereka kesulitan untuk keluar masuk perahu atau boat. Nelayan Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen mengharapkan mulut kuala yang dangkal segera dinormalisasi untuk memudahkan perahu mereka keluar masuk saat berlayar.
Kondisi muara Jangka yang dangkal itu disampaikan Keuchik (Kepala Desa) Jangka Masjid Muslimun kepada awak ini saat melakukan kunjungan ke gampong, Senin (27/01/2025). Akibat dangkalnya kuala tersebut nelayan tidak bisa melaut jika air sedang surut, karena boat bisa kandas dan tersangkut di mulut kuala. Kata nya
Persoalan mulut Kuala Jangka sudah lama terjadi dangkal, namun pihak Pemerintah sudah pernah melakukan pengurukan dengan menggunakan beko dan sebagian sudah dipasang Batu Gajah-Jetty beberapa tahun yang lalu, Namun kini muara yang menjadi pintu keluar masuk bagi nelayan Jangka sudah dangkal kembali oleh endapan pasir. Permasalahan ini sudah pernah di sampaikan setiap kegiatan musrebang Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen.Ujarnya
Tambahnya Keuchik Mus, sulitnya para nelayan untuk pergi melaut, ini berdampak pada penghasilan warga Kecamatan Jangka. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak sedikit dari mereka berutang kepada para toke bangku atau kerabat, bahkan dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat, dengan cuaca saat ini para nelayan sudah tidak melaut selama dua pekan terakhir dan kondisi itu ikut diperparah dengan kondisi muara yang dangkal dan menyulitkan mereka untuk pergi mencari nafkah.
“Kalau boat (perahu) hendak melaut, terpaksa menunggu waktu pagi atau sore disaat air pasang untuk bisa keluar perahu ke laut. Begitu juga saat akan kembali dari melaut, nelayan mesti menunggu air pasang juga,” Kita yakin Pemerintah bisa menyelesaikan permasalahan ini, maka dari itu mohon Dinas terkait dapat memperhatikan nasib para nelayan kami masyarakat Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen, Ungkapnya Keuchik Jangka Masjid
Selain itu katakan Faisal, di saat muara sudah dangkal nelayan Jangka pergi melaut pada pagi hari. Siangnya para nelayan itu sudah kembali mendarat dengan membawa hasil tangkapan. “Sekarang bagaimana mau pulang siang hari, kalau perahu nelayan sulit menerobos muara yang dangkal. Kalau pun harus pergi melaut para nelayan terpaksa menunggu air pasang. Untuk air laut pasang besar baru terjadi malam hari,” Ujarnya warga nelayan Jangka Masjid
Diakhir pertemuan dengan awak media itu, Keuchik menuturkan, dangkalnya Kuala Jangka juga merupakan faktor alam, karena masuknya pasir laut ke dalam kuala yang dibawa air pasang. Ia berharap untuk menangani perihal tersebut sepertinya perlu dibangun tanggul jetti baik di pintu kuala.
“Jika tanggul jetti yang sudah dibangun itu tambah kembali kearah laut, baru mulut kuala itu dikeruk, agar pasir laut tak bertumpuk di mulut kuala itu,”Jelasnya Keuchik Mus itu.(mz)